Penemuan Mumi Anak Kucing Umur 32 Ribu Tahun dari Zaman Es

Penemuan Mumi Anak Kucing Umur 32 Ribu Tahun dari Zaman Es

Selama hampir dua abad, para paleontolog mencoba menjawab pertanyaan tentang bagaimana rupa kucing bertaring panjang atau sabertooth yang sebenarnya. Meskipun banyak model museum, karya seni prasejarah, hingga penggambaran dalam film, wujud asli predator bertaring panjang ini masih menjadi misteri. Para ahli biasanya hanya bergantung pada fosil tulang dan jejak kaki. Namun, sebuah penemuan luar biasa di lapisan es Siberia mengubah segalanya: mumi anak kucing bertaring panjang yang berusia sekitar 32.000 tahun ditemukan dalam kondisi sangat baik.

Temuan Langka di Permafrost Siberia

Penemuan Awal

Pada tahun 2020, mumi ini ditemukan oleh para pencari gading mamut di wilayah permafrost Siberia. A.V. Lopatin, paleontolog dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, menyatakan bahwa mereka sangat terkejut dan senang dengan penemuan tersebut. Predator puncak seperti sabertooth sangat jarang ditemukan dibandingkan mangsanya, sehingga penemuan ini adalah keberuntungan besar.

Identifikasi Spesies

Berdasarkan penelitian, anak kucing tersebut diidentifikasi sebagai Homotherium latidens, yang dikenal juga sebagai kucing bertaring sabit. Berbeda dengan Smilodon yang lebih terkenal, Homotherium memiliki taring lebih pendek dan bergerigi, serta tubuh ramping yang dirancang untuk mengejar mangsa di padang terbuka.

Anatomi dan Warna Bulu

Gambaran Fisik

Penelitian terhadap mumi ini memberikan wawasan baru tentang rupa sabertooth. Beberapa ciri fisik yang ditemukan:

  • Otot leher besar: Mirip dengan dugaan pada spesimen dewasa.
  • Lengan depan yang panjang dan berotot: Sesuai dengan karakteristik Homotherium.
  • Rahang yang mampu membuka lebar: Berguna untuk menggigit mangsa besar.

Namun, pertanyaan tentang apakah taring Homotherium tertutup oleh bibir saat mulutnya tertutup masih belum terjawab sepenuhnya.

Warna Bulu

Bulu mumi ini ternyata cokelat gelap seragam, mengejutkan para ilmuwan yang sebelumnya menduga bulu kucing ini berwarna terang untuk menyamarkan diri di padang rumput. Warna gelap ini mungkin berubah seiring pertumbuhan, sebagaimana yang terjadi pada spesies kucing prasejarah lainnya.

Perbandingan dengan Kucing Modern

Perbedaan Fisiologis

Mumi ini memberikan gambaran unik tentang perbedaan sabertooth dengan kucing besar modern. Misalnya, bantalan telapak kaki mumi lebih bulat dibandingkan singa, dan tidak ditemukan bantalan karpal khas kucing modern. Analisis ini dapat membantu ilmuwan memahami bagaimana sabertooth berevolusi untuk bertahan di lingkungan mereka.

Keunikan Ekologi

Tidak seperti kucing besar saat ini, sabertooth dirancang untuk berburu megafauna seperti mamut. Namun, perubahan iklim dan aktivitas manusia menyebabkan hilangnya mangsa besar ini, yang akhirnya mendorong kepunahan sabertooth.

Kesimpulan

Penemuan mumi anak kucing bertaring panjang di Siberia memberikan wawasan mendalam tentang anatomi, ekologi, dan perilaku predator kuno ini. Dari warna bulu hingga struktur tubuh, temuan ini menjawab banyak pertanyaan yang selama ini hanya dapat diduga melalui fosil. Meski demikian, banyak misteri yang masih harus dipecahkan, terutama terkait wujud sabertooth dewasa. Penemuan ini menjadi pengingat akan dunia yang jauh berbeda, di mana kucing bertaring panjang pernah berkeliaran di padang es.

Sumber utama (bahasa Inggris): National Geographic

Iwan Setiawan

Technophile Indonesia

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama