Sabtu, 19 Oktober 2024

Pembangunan Satelit SATRIA-2: Dorongan Konektivitas Digital di Indonesia

Posted by Iwan Setiawan on Sabtu, 19 Oktober 2024

Pembangunan Satelit SATRIA-2: Dorongan Konektivitas Digital di Indonesia

Pengenalan Proyek SATRIA-2

Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), yang berada di bawah naungan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), memastikan bahwa pembangunan Satelit Republik Indonesia-2 (SATRIA-2) tetap berlanjut. Satelit ini dirancang sebagai satelit kembar geostasioner dengan tujuan utama untuk meningkatkan kualitas konektivitas digital di Indonesia.

SATRIA-2A dan SATRIA-2B: Satelit Kembar Berkecepatan Tinggi

Menurut Kepala Divisi Satelit dan Akses Internet BAKTI, Harris Sangidun, SATRIA-2 akan terdiri dari dua satelit, yaitu SATRIA-2A dan SATRIA-2B. Kedua satelit ini akan memberikan layanan internet berkecepatan tinggi dengan total kapasitas sebesar 300 Gigabits per detik. Proyek ini bertujuan untuk menyediakan layanan internet yang lebih stabil dan cepat di seluruh Indonesia, terutama di daerah-daerah yang selama ini masih sulit terjangkau layanan internet.

"Tujuan utama dari pembangunan satelit ini adalah untuk meningkatkan kualitas layanan internet di Indonesia, sehingga koneksi internet menjadi lebih stabil dan cepat," ungkap Harris pada Jumat (19/10), dikutip dari ANTARA.

SATRIA-2 Masuk Daftar Prioritas Pinjaman Luar Negeri 2024

Proyek SATRIA-2 telah resmi masuk dalam Daftar Rencana Prioritas Pinjaman Luar Negeri 2024, atau yang dikenal dengan sebutan Green Book, berdasarkan Keputusan Kepala Bappenas nomor Kep.25/M.PPN/HK/04/2024. Hal ini menegaskan komitmen pemerintah Indonesia dalam memastikan keberlangsungan proyek strategis ini, yang diharapkan mampu memberikan akses internet ke seluruh pelosok nusantara.

Keterkaitan SATRIA-1 dan SATRIA-2

SATRIA-2 dirancang untuk melengkapi kinerja SATRIA-1, yang telah lebih dulu beroperasi. Harris menjelaskan bahwa koordinasi antara BAKTI Kominfo dan Bappenas terus dilakukan untuk memastikan kedua satelit ini dapat bekerja sama secara efektif dalam memenuhi kebutuhan konektivitas digital nasional.

Skema Pendanaan dan Timeline Proyek SATRIA-2

Direktur Utama BAKTI, Fadhillah Mathar, yang akrab disapa Indah, menyatakan bahwa proyek SATRIA-2 akan dibiayai melalui skema loan agreement atau perjanjian pinjaman luar negeri. Proses pengadaan satelit ini diperkirakan akan dimulai paling lambat pada tahun 2025, mengingat tahapan pinjaman luar negeri memerlukan waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan pendanaan melalui APBN rupiah murni.

Indah juga menambahkan bahwa proses pengadaan SATRIA-2 akan dimulai dengan request for information kepada penyedia layanan. Setelah perjanjian pinjaman luar negeri ditandatangani, baru proses pengadaan dapat dimulai.

"Jika disetujui, proses pengadaan SATRIA-2 paling lambat dilakukan pada tahun 2025," ujar Indah pada Jumat (8/3).

Nilai Investasi SATRIA-2

Nilai investasi untuk pembangunan SATRIA-2 diperkirakan mencapai 860 juta dolar AS atau sekitar Rp 13,3 triliun. Investasi besar ini mencerminkan pentingnya proyek SATRIA-2 dalam memastikan konektivitas digital yang lebih baik di Indonesia.

Penutup

Pembangunan SATRIA-2 menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam menghadirkan layanan internet berkecepatan tinggi ke seluruh penjuru Indonesia. Dengan dukungan dari SATRIA-1 dan SATRIA-2, diharapkan Indonesia akan semakin siap menghadapi tantangan era transformasi digital, serta mampu memberikan akses internet yang lebih merata dan berkualitas untuk semua masyarakat.

Sumber utama: CNN Indonesia

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar