Jumat, 18 Oktober 2024

"NHTSA Selidiki Sistem 'Full Self-Driving' Tesla Setelah Empat Kecelakaan"

Posted by Iwan Setiawan on Jumat, 18 Oktober 2024

"NHTSA Selidiki Sistem 'Full Self-Driving' Tesla Setelah Empat Kecelakaan"

National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA), regulator keselamatan otomotif terkemuka di Amerika Serikat, baru-baru ini membuka investigasi baru terhadap software Full Self-Driving (Supervised) dari Tesla. Investigasi ini menyusul empat laporan kecelakaan dalam situasi visibilitas rendah, termasuk satu kecelakaan fatal yang melibatkan pejalan kaki.

Tujuan Investigasi

Kantor Investigasi Kecacatan NHTSA mengumumkan bahwa investigasi ini bertujuan untuk menilai apakah sistem bantuan pengemudi Tesla mampu mendeteksi dan merespons dengan tepat dalam kondisi visibilitas yang berkurang, seperti silau matahari, kabut, atau debu di udara. Selain itu, agensi ini juga berusaha menemukan apakah ada insiden serupa lainnya yang tidak dilaporkan.

Latar Belakang

Pengumuman ini datang hanya seminggu setelah CEO Tesla, Elon Musk, memamerkan prototipe CyberCab, mobil dua penumpang yang dirancang untuk berfungsi sebagai robotaxi. Dalam kesempatan yang sama, Musk mengklaim bahwa sedan Model 3 dan SUV Model Y milik Tesla akan dapat beroperasi tanpa pengawasan di California dan Texas pada 2025. Namun, Musk tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang bagaimana hal ini akan terealisasi.

Kecelakaan yang Dilaporkan

Empat kecelakaan yang menjadi fokus investigasi terjadi antara November 2023 dan Mei 2024. Berikut adalah detail dari kecelakaan yang dilaporkan:

  1. November 2023 - Di Rimrock, Arizona, Model Y Tesla menabrak dan menewaskan seorang pejalan kaki.
  2. Januari 2024 - Di Nipton, California, Model 3 Tesla menabrak kendaraan lain di tengah badai debu.
  3. Maret 2024 - Di Red Mills, Virginia, Model 3 Tesla menabrak mobil lain di jalan raya saat cuaca mendung.
  4. Mei 2024 - Di Collinsville, Ohio, Model 3 Tesla menabrak objek diam di jalan pedesaan dalam kondisi kabut tebal. Seseorang terluka dalam kecelakaan ini.

Investigasi Sebelumnya

Sebelumnya, pada April, NHTSA menutup investigasi hampir tiga tahun terhadap sistem bantuan pengemudi Tesla lainnya, Autopilot, setelah meneliti hampir 500 kecelakaan di mana sistem tersebut aktif. Investigasi menemukan bahwa 13 dari kecelakaan tersebut mengakibatkan kematian. Setelah menutup investigasi ini, NHTSA membuka penyelidikan baru terkait perbaikan recall yang dikeluarkan Tesla untuk mengatasi masalah di Autopilot.

Ancaman Hukum Lainnya

Selain investigasi oleh NHTSA, Tesla juga menghadapi berbagai tantangan hukum terkait sistem bantu pengemudinya. Departemen Kehakiman AS sedang menyelidiki klaim Tesla tentang fitur driver-assistance mereka, dan Departemen Kendaraan Bermotor California menuduh Tesla membesar-besarkan kemampuan software-nya.

Perusahaan ini juga menghadapi sejumlah gugatan hukum akibat kecelakaan yang melibatkan Autopilot, dengan satu kasus profil tinggi yang diselesaikan sebelum sempat masuk persidangan awal tahun ini.

Tahapan Investigasi

NHTSA membagi investigasinya menjadi empat tingkat: Defect Petition, Preliminary Evaluation, Recall Query, dan Engineering Analysis. Investigasi terbaru ini diklasifikasikan sebagai Preliminary Evaluation, yang biasanya memerlukan waktu hingga delapan bulan untuk diselesaikan.

Kesimpulan

Investigasi ini merupakan langkah penting untuk memastikan apakah teknologi Full Self-Driving Tesla benar-benar mampu menjamin keselamatan di berbagai kondisi jalan. Hasil dari investigasi ini akan menjadi penentu bagi kelanjutan pengembangan mobil otonom dan regulasi keselamatan otomotif di masa depan.

Tesla, meskipun terus mengembangkan teknologi canggihnya, harus memastikan bahwa sistemnya dapat diandalkan dan aman, terutama dalam situasi visibilitas rendah, yang sering kali berisiko tinggi.

Sumber utama (bahasa Inggris): TechCrunch

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar