Proyek Observatorium Neutrino Bawah Tanah Jiangmen (JUNO) di Provinsi Guangdong, Tiongkok, menjadi sorotan dalam penelitian fisika partikel dengan misinya yang ambisius. Dirancang untuk mengumpulkan data tentang neutrino, partikel subatomik yang sulit dideteksi, proyek ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan besar dalam ilmu pengetahuan mengenai proses subatomik dan asal usul alam semesta. Penelitian ini diharapkan memberi terobosan baru dalam memahami partikel paling kecil dan mengungkap bagaimana alam semesta terbentuk.
Teknologi Canggih di Kedalaman Bawah Tanah
Observatorium ini berlokasi di kedalaman 700 meter di bawah tanah dan terdiri dari detektor besar berbentuk bola yang dikelilingi ribuan tabung detektor cahaya. Detektor utama yang akan disegel dalam kolam air silinder setinggi 12 lantai ini dilengkapi dengan teknologi yang mampu mendeteksi partikel neutrino yang terbentuk dari reaksi nuklir.
JUNO memiliki kemampuan unik untuk menangkap neutrino dari dua pembangkit listrik tenaga nuklir terdekat di Guangdong selama enam tahun ke depan. Ini juga memungkinkan peneliti memantau proses yang terjadi di dalam matahari dan mempelajari peluruhan radioaktif uranium dan torium di dalam bumi. Dengan demikian, JUNO tidak hanya memecahkan misteri partikel tetapi juga memberi wawasan baru tentang konveksi mantel bumi dan proses tektonik lempeng.
Kolaborasi Internasional dan Tantangan Politik
Proyek ini melibatkan ilmuwan dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Prancis, Jerman, dan Rusia. Namun, hubungan antara AS dan Tiongkok, yang sempat intens akibat ketegangan politik dan peraturan ketat tentang data di Tiongkok, memengaruhi kolaborasi dalam penelitian ini. Pada tahun 2018, Departemen Energi AS menghentikan kerja sama proyek JUNO, yang kini mengandalkan dukungan dari institusi di Eropa dan Asia.
Meskipun hubungan politik antara kedua negara tegang, ilmuwan berupaya menjaga netralitas dan fokus pada kontribusi positif dalam dunia sains. Bahkan satu kelompok peneliti asal AS, yang didanai oleh National Science Foundation, tetap berpartisipasi dalam penelitian ini, menunjukkan pentingnya kolaborasi ilmiah lintas negara.
Pentingnya Data dan Keamanan Integritas
Keberhasilan JUNO bergantung pada integritas data. Setiap deteksi neutrino dicatat secara elektronik dan langsung dikirim ke berbagai negara kolaborator seperti Rusia, Prancis, dan Italia. Dengan demikian, data tetap aman dan dapat diakses oleh seluruh tim. Untuk menjamin keakuratan, dua tim independen akan melakukan analisis terhadap data sebelum hasil akhir dipublikasikan.
Kesimpulan
Observatorium JUNO adalah langkah besar dalam penelitian neutrino dan fisika partikel yang berpotensi mengubah pemahaman manusia tentang alam semesta. Melalui teknologi canggih dan kolaborasi internasional, Tiongkok diharapkan akan memimpin dalam pemahaman hierarki massa neutrino dan menjawab pertanyaan mendasar dalam fisika. Di tengah tantangan politik, proyek ini menjadi simbol bagaimana ilmu pengetahuan bisa menjadi jembatan lintas budaya dan negara.
Sumber utama (bahasa Inggris): JapanNews