Prosesor terbaru dari Intel, Core Ultra 9 285K, dirancang untuk membawa inovasi baru dalam dunia teknologi prosesor. Menyasar efisiensi energi yang lebih tinggi dan peningkatan kinerja pada tugas multi-thread, prosesor ini diharapkan menjadi standar baru untuk para penggemar PC. Namun, pada kenyataannya, Core Ultra 9 285K ini justru memperlihatkan kinerja yang kurang optimal di dunia gaming, memunculkan kekecewaan di antara para pengguna.
Peningkatan Efisiensi Energi yang Signifikan
Dengan arsitektur terbaru Arrow Lake dan teknologi 3D packaging, Intel Core Ultra 9 285K berhasil meningkatkan efisiensi daya. Prosesor ini dapat menarik daya lebih sedikit dibandingkan pendahulunya, Core i9-14900K, pada berbagai pengujian produktivitas. Dalam uji Cinebench 2024, prosesor ini menghasilkan performa multi-thread 15% lebih baik dan single-thread hampir 7% lebih baik, meskipun konsumsi daya lebih rendah dibandingkan model sebelumnya.
Peningkatan efisiensi ini didukung oleh NPU (neural processing unit) bawaan, yang mempercepat tugas-tugas berbasis AI. Namun, untuk memanfaatkan prosesor ini, pengguna perlu memperbarui motherboard mereka ke jenis baru yang mendukung soket LGA 1851.
Kinerja di Perangkat Lunak Kreatif
Dalam uji performa menggunakan aplikasi seperti Adobe Premiere Pro dan Photoshop, Core Ultra 9 285K menunjukkan hasil yang setara dengan model sebelumnya, Core i9-14900K. Walau margin perbedaannya kecil, peningkatan efisiensi energi membuatnya menarik untuk digunakan dalam lingkungan kreatif.
Kekecewaan di Sisi Gaming
Sayangnya, peningkatan efisiensi energi tidak diimbangi dengan performa yang baik untuk gaming. Dalam pengujian pada resolusi 1080p dengan GPU RTX 4090, performa Core Ultra 9 285K sering kali lebih rendah dibandingkan Core i9-14900K. Pada game seperti Shadow of the Tomb Raider dan Cyberpunk 2077, frame rate mengalami penurunan masing-masing hingga 8% dan 9%. Kondisi serupa terjadi di game Forza Motorsport 2023 dengan penurunan sekitar 20%.
Intel menyatakan bahwa fokus utama prosesor ini adalah meningkatkan performance per watt, bukan performa gaming. Meskipun demikian, bagi banyak penggemar PC gaming, penurunan performa ini tetap mengecewakan.
Penyebab Performa Gaming yang Fluktuatif
Salah satu faktor yang memengaruhi performa gaming adalah fitur virtualization-based security (VBS) di Windows 11, yang aktif secara default pada instalasi baru. Ketika fitur Memory Integrity dinonaktifkan, perbedaan performa antara Ultra 9 285K dan 14900K menjadi lebih kecil. Hal ini menunjukkan bahwa VBS berkontribusi pada penurunan performa gaming.
Teknologi Baru: Chipset dan Memori DDR5
Untuk mengakomodasi prosesor ini, Intel memperkenalkan chipset Z890 dengan dukungan hingga 24 jalur PCIe 4.0 dan beberapa fitur terbaru seperti Wi-Fi 6E dan Thunderbolt 4. Prosesor ini juga dioptimalkan untuk memori DDR5-8000, dengan potensi peningkatan performa lebih lanjut jika menggunakan DDR5 yang lebih tinggi.
Namun, rumor menyebutkan bahwa soket LGA 1851 mungkin akan digantikan dengan Nova Lake, sehingga pengguna yang berinvestasi di platform ini kemungkinan harus melakukan upgrade motherboard di masa depan.
Kesimpulan
Intel Core Ultra 9 285K adalah prosesor yang efisien dan ramah daya, cocok untuk pengguna yang mengutamakan kinerja produktivitas dan aplikasi kreatif. Namun, dalam hal gaming, performanya masih tertinggal dibandingkan prosesor generasi sebelumnya, bahkan dari kompetitornya seperti AMD Ryzen 7800X3D. Bagi para penggemar gaming, pilihan prosesor gaming terbaik saat ini masih berada di tangan AMD yang menjanjikan performa lebih tinggi serta dukungan platform hingga beberapa tahun ke depan.
Sumber utama (bahasa Inggris): The Verge